Ahli Energi - Membahas manajemen energi, Sumber energi terbarukan dan tak terbarukan , pemanfaatan energi , Pembangkit listrik tenaga surya dan isu-isu terbaru energi

MANAJEMEN ENERGI - AUDIT ENERGI - SUMBER-SUMBER ENERGI - ENERGI TERBARUKAN - ISU TERBARU ENERGI

Rabu, 20 Februari 2019

Manajemen Energi Nasional yang Memberi Kemakmuran

Apakah masalah yang akan dihadapi pemerintah baru Indonesia pada sektor energi dan apa yang harus dilakukan..?

Kalau kita bicara energi nasional yang terbersit pertama pastinya tentang minyak bumi. Indonesia adalah negara penghasil minyak bumi yang turunannya menjadi premium, solar pertalite pertamak untuk kendaraan darat dan avtur untuk kendaraan udara. Betapa sekian lama Indonesia dimanjakan oleh konsumsi BBM yang murah dengan subsidi yang sangat menggerus anggaran APBN tiap tahunnya.

Banyak yang tidak mau menyadari bahwa Indonesia sesugguhnya sudah jadi importir minyak, karena konsumsinya yang 1,6 juta barel per hari lebih besar dari produksinya yang hanya sekitar 700 ribu barel per hari, karena lama terbuai bahwa Indonesia kaya akan minyak dan energi lainnya. Sampai sekarang persepsi energi dengan oil minded masih mengakar kuat di pikiran kebanyakan orang Indonesia, bahkan dalam banyak kebijakan pemerintah yang terkait dengan BBM ini selalu menarik perhatian yang luas dan kontroversi serta menguras energi dan pikiran kita.

Ada masih banyak sumber energi di negeri tercinta kita ini, baik yang terbarukan maupun tidak terbarukan. Dari buku Energy outlook  BPPT data SKK Migas menunjukkan secara nasional cadangan batubara dengan konsumsi 417 juta per tahun diperkirakan akan habis dalam 68 tahun lagi, Gas alam yang sudah diproduksi sekitar 34 % dari total cadangan dan akan habis 42 tahun lagi, sementara minyak bumi yang sudah diproduksi sekitar 94 % dari total cadangan dan akan habis hanya sekitar 9 tahun lagi.

Sementara itu sumber energi terbarukan di Indoesia sangat beragam dan melimpah : energi matahari tersedia sepanjang hari dan sepanjang tahun, air melimpah hampir disemua daerah pegunungan dan perbukitan, angin cukup banyak potensinya di Indonesia Timur dan saat ini sudah ada wind plant di Sulawesi yang cukup besar kapasitasnya. Biomas sangat melimpah sebagai limbah dari kayu dan produksi hutan dan terakhir Panas Bumi adalah sumber energi terbarukan yang dimiliki Indonesia dan terbesar di dunia.

Sejauh ini manajemen energi nasional adalah mengacu pada tujuan yang ditetapkan dari Perpres No 5 tahun 2006 tentang rencana bauran energi nasional untuk 20 tahun ke depan sampai 2025. Mengacu pada Perpres no 5 tahun 2006 itu, bauran energi lima tahun lagi ditarget kan bahwa komposisi pemakaian energi nasional akan terdiri atas konsumsi gas alam 30 %, batubara 33%, minyak bumi 20% dan  terbarukan 17%.

Dari 17% konsumsi energi terbarukan itu akan terdiri atas BBN 5% Panas bumi 5%, Air matahari dan Angin 5 % dan batubara cair 2 % terlihat bahwa peran minyak bumi dalam penyediaan energi nasional masih dalam kondisi business as usual. Padahal kondisinya sudah rawan akibat produksi yang akan terus turun dan berkurangnnya cadangan yang dimiliki. Patut dipertanyakan kelangsungan suplai BBM setelah lima atau sepuluh tahun lagi jika melihat cadangannya yang diperkirakan hanya tinggal 9 tahun lagi.

Memang pemerintah dapat mengimpor kebutuhan minyak itu dari luar negeri tapi secara makro ekonomi ini akan menjadikan kondusi yang volatile karena fluktuatifnya nilai tukar rupiah terhadap dolar serta tingginya utang dalam denominasi dolar. Permasalahannya adalah apakah pemerintah mampu meningkatkan pendapatan ekspor sehingga kenaikan kebutuhan devisa untuk impor minyak yang terus meningkat dapat dicover oleh peningkatan penerimaan dolar dari ekspor. Ini tentunya merupakan pekerjaan rumah yang besar di dalam kondisi deindustrialiasi yang meluas dan rendahnya daya saing nasional dan produk expor kita.(*)



Share:

0 comments: