Ahli Energi - Membahas manajemen energi, Sumber energi terbarukan dan tak terbarukan , pemanfaatan energi , Pembangkit listrik tenaga surya dan isu-isu terbaru energi

MANAJEMEN ENERGI - AUDIT ENERGI - SUMBER-SUMBER ENERGI - ENERGI TERBARUKAN - ISU TERBARU ENERGI

Audit Energi Gedung

Kegiatan untuk mengidentifikasi dimana dan berapa energi yang digunakan serta berapa potensi penghematan yang mungkin diperoleh dalam upaya mengoptimalkan penggunaan energi pada fasilitas atau sistem gedung

Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi

Energi terbarukan tersedia melimpah di alam penggunaannya ketersediaannya tidak pernah habis dan tidak merusak lingkungan - Konservasi energi adalah melestarikan energi dengan penggunaan yang efisien dan bijaksana

Manajemen Energi

Manajemen energi adalah pengelolaan energi secara komprehensip secara nasional dan lokal dengan mengikuti kaidah-kaidah manajemen untuk mencapai kemakmuran bersama

Efisiensi di Industri

Industri yang menerapkan sistem manajemen energi dan melakukan program efisiensi energi akan memiliki daya saing yang tinggi karena biaya energinya lebih rendah

Kebijakan Energi Nasional

Kebijakan energi Nasional (KEN) yang menerapkan sistem manajemen energi yang benar, Menerapkan prinsip berkeadilan keberlanjutan dan berwawasan lingkungan, memperhatikan kaidah-kaidah efisiensi energi dan menggunakan energi secara bijaksana akan memberikan kemakmuran bagi rakyat

Kamis, 08 April 2010

SKEMA PEMBIAYAAN ENERGY SAVING DENGAN ESCO


Apabila audit energi telah dilaksanakan di fasilitas industri, bangunan komersial ataupun  fasilitas lainnya maka hasil kegiatan audit energi itu perlu untuk dilaksanakannya implementasi potensi penghematan energi agar didapatkan penghematan energi dan biaya yang nyata. Implementasi penghematan/konservasi  ini ada tiga kategori yang direkomendasikan dari hasil audit energi suatu fasilitas yaitu :

1. Implementasi konservasi energi tanpa biaya/berbiaya rendah

2. implementasi konservasi energi berbiaya menengah

3. Implementasi konservasi energi berbiaya tinggi.

kategori tinggi rendahnya biaya impelementasi konservasi energi  relatif untuk masing-masing perusahaan. Bisa saja biaya yang rendah untuk satu perusahan justru masuk biaya yang tinggi untuk perusahaan lain. Untuk menilai tinggi rendahnya biaya masing-masing perusahan bisa menilai dari kepemilikan aset dan omset dari usaha yang dijalankannya.

Selain masalah tinggi rendahnya biaya, maka ketersediaan dana segar untuk impelementasi konservasi energi menjadi kendala yang harus diatasi perusahaan agar penghematan energinya dapat dicapai.

masing-masing perusahaan dapat mencari cara untuk menyediakan dana implementasi konservasi energinya, baik dari hutang ataupun dengan dana sendiri yang tentunya dihitung kelayakannya dari berbagai aspek.

Dalam praktek konservasi energi, pola pembiayaan dengan memanfaatkan penghematan biaya dari penghematan energinya dapat digunakan suatu pola yang dinamakan pembiayan dengan pola ESCO.

Pembiayaan investasi menggunakan pola ESCO, artinya  perusahaan dapat mengatur dan memilih pola pembiayaan yang paling tepat bagi kegiatan konservasi energi. Dengan pembiayaan ESCO ini dilakukan kerjasama antara penyandang dana dan suplier barang agar pembiyaan baraaang dapat dibayarkan berdasarkan penghematan biaya yang didapat  dari penghematan energinya.

Berikut ini adalah gambaran konsep ESCO:

Diawalnya biaya energi tinggi digambarkan dengan balok berwarna biru disebelah kiri. kemudian dari potensi penghematan energinya jika diimplementasikan maka biaya turun menjadi warna biru kecil pada balok kedua dan ketiga. Pada balok kedua adalah kondisi . selama pembayaran dari pembiayaan alat kepada penyedia dana dibayarkan sejumlah dana dengan irisan warna hijau dan sedikit berwarna merah adalah dana sisa dari penghematan biaya yang diterima pemilik fasiltas. Terakhir  apabila pinjaman telah dilunasi maka pemilik fasilitas akan menikmati penghematan biayanya sendiri yang digambarkan dengan arsiran berwarna merah.
Bentuk kontrak pembiyaanPembiayaan dengan ESCO ini dinyatakan dengan ESPC (Energy Saving Performance Contract) dan memiliki dua pola utama, yaitu : 

A. Guranteed Saving; Pembiayaan dalam pola ini dilakukan oleh pemilik perusahaan, ESCO hanya menyediakan penjaminan teknis terjadinya penghematan biaya energi. Resiko kredit ditanggung oleh pemilik perusahaan jika sumber pembiayaannya menggunakan pihak ketiga. ESPC (Energy Saving Performance Contract) didasarkan pada baseline penggunaan energi antara sebelum dan sesudah implementasi konservasi energi. ESPC ini selanjutnya oleh pemilik perusahaan digunakan sebagai dasar dalam pembiayaan dari internal/kreditur.

B. Share Saving; Pembiayaan diperoleh dari pihak ESCO. Artinya, resiko kredit juga ditanggung oleh ESCO. Jika dalam proses pembiayaan investasi konservasi energi tersebut dilakukan pembagian resiko antara ESCO dengan kreditur atau antara ESCO dengan pemilik perusahaan, maka pembagian ini akan menjadi dasar dalam penentuan ”kepemilikan” atas arus kas baru (new cash stream) yang dihasilkan selama periode kontrak EPC.
Suatu hal yang penting bagi pemilik fasilitas untuk melaksanakan implemeentasi konservasi energi agar penghematan energinya nyata. Kondisi saat ini harga energi terus meningkat dan komponen biaya energi dalam biaya produksi pun terus menaik.  Jadi  skema ESCO bisa jadi pilihan yang menarik untuk impelementasi konservasi energi hasil dari audit energi 
Share: