Ahli Energi - Membahas manajemen energi, Sumber energi terbarukan dan tak terbarukan , pemanfaatan energi , Pembangkit listrik tenaga surya dan isu-isu terbaru energi

MANAJEMEN ENERGI - AUDIT ENERGI - SUMBER-SUMBER ENERGI - ENERGI TERBARUKAN - ISU TERBARU ENERGI

Audit Energi Gedung

Kegiatan untuk mengidentifikasi dimana dan berapa energi yang digunakan serta berapa potensi penghematan yang mungkin diperoleh dalam upaya mengoptimalkan penggunaan energi pada fasilitas atau sistem gedung

Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi

Energi terbarukan tersedia melimpah di alam penggunaannya ketersediaannya tidak pernah habis dan tidak merusak lingkungan - Konservasi energi adalah melestarikan energi dengan penggunaan yang efisien dan bijaksana

Manajemen Energi

Manajemen energi adalah pengelolaan energi secara komprehensip secara nasional dan lokal dengan mengikuti kaidah-kaidah manajemen untuk mencapai kemakmuran bersama

Efisiensi di Industri

Industri yang menerapkan sistem manajemen energi dan melakukan program efisiensi energi akan memiliki daya saing yang tinggi karena biaya energinya lebih rendah

Kebijakan Energi Nasional

Kebijakan energi Nasional (KEN) yang menerapkan sistem manajemen energi yang benar, Menerapkan prinsip berkeadilan keberlanjutan dan berwawasan lingkungan, memperhatikan kaidah-kaidah efisiensi energi dan menggunakan energi secara bijaksana akan memberikan kemakmuran bagi rakyat

Selasa, 02 November 2010

PEMBANGKIT LISTRIK MICRO, MINI HYDRO & PLTA

Hydro Power Jenis Run off River

Semua jenis pembangkit diatas dikategorikan sebagai Hydro Power Plant Perbedaan antara Mikrohidro, Minihidro dan PLTA adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 10000 W, jadi Pembangkit listrik diatas 10.000 W masuk kategori PLTA. Hydro Power Plant memiliki dua jenis yaitu yang run off river seperti terlihat pada gambar dimana air yang dimanfaatkan memiliki jalur terpisah dengan aliran sungai. Jenis ini banyak digunakan pada mini dan Micro Hydro seperti PLTA Asahan dan sejumlah micro hydro kecil.

Sementara jenis kedua adalah model on river jadi system tenaga air berada pada satu jalur dengan aliran sungai. Contoh run on ini adalah seperti pada PLTA jatiluhur dan Cirata. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan clan ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi air tersebut akan memutar turbin dimana turbinn akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik melalui berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. generator menghaslikan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Komponen utama Hydropower type Run off river
  1. Bendung
  2. Intake gate
  3. Conneting tunnel
  4. Sand trap
  5. Waterway
  6. Head tank
  7. Penstock
  8. Power house
  9. Turbine generator
  10. Tail race
  11. Switch yard
Bendung, Intake gate dan Connecting tunnel Bendung berfungsi untuk mengumpulkan air yang akan digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air. Dari bendungan ini air memasuki pintu masuk intake gate menuju saluran khusus air (connecting tunnel) yang keluar jalur sungai (run off river). Setelah melalui connecting tunnel maka air melewati sluran pembawa (water way) Sandtrap (pengendap pasir) Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir. Waterway Saluran pembawa (water way) atau juga dinamakan head race mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan dan menjaga energy potensial air tetap pada nilainya. Head Tank (Bak Penenang) Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir dan kayu-kayuan. Penstock (Pipa Pesat/Penstock) Penstock adalah penyalur air dari head tank yang akan memutar turbine. Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah sebuah Turbin Power House dan Tail race Dalam ruangan power house ini berisi peralatan utama pengubah energy potensial air menjadi energy listrik yaitu turbine generator beserta panel-panel listriknya dan system kontrolnya. Setelah memutar turbine air selanjutnya dikembalikan lagi kesungai melalui saluran khusus yang dinamakan tail race. Turbine – Generator Turbine generator berfungsi mengubah energi potensial air yang dijatuhkan melalui penstock menjadi energy listrik. Turbine ini dihubungkan dengan sebuah pulley pada generatornya sehingga sisi air dan listrik tetap terpisah. Untuk mengatur tegangan listrik yang berubah-ubah digunakan AVR (Automatic voltage regulator) pada generatornya. Switch yard Switch yard adalah Trafo pengubah tegangan yang bentuknya terbuka yang terletak di halaman (yard). Pada PLTA Mini Hydro tegangan output generator adalah 6 atau 11 KV. Karena jala-jala transmisi PLN tegangan tinggi berkisar 20 kV, 150 kV atau 250 kV, maka keluaran dari generator ini harus dinaikkan dulu menjadi sesuai kondisi yang ada di lokasi milik PLN.
renewable - reliable- realizable
Share:

Kamis, 08 April 2010

SKEMA PEMBIAYAAN ENERGY SAVING DENGAN ESCO


Apabila audit energi telah dilaksanakan di fasilitas industri, bangunan komersial ataupun  fasilitas lainnya maka hasil kegiatan audit energi itu perlu untuk dilaksanakannya implementasi potensi penghematan energi agar didapatkan penghematan energi dan biaya yang nyata. Implementasi penghematan/konservasi  ini ada tiga kategori yang direkomendasikan dari hasil audit energi suatu fasilitas yaitu :

1. Implementasi konservasi energi tanpa biaya/berbiaya rendah

2. implementasi konservasi energi berbiaya menengah

3. Implementasi konservasi energi berbiaya tinggi.

kategori tinggi rendahnya biaya impelementasi konservasi energi  relatif untuk masing-masing perusahaan. Bisa saja biaya yang rendah untuk satu perusahan justru masuk biaya yang tinggi untuk perusahaan lain. Untuk menilai tinggi rendahnya biaya masing-masing perusahan bisa menilai dari kepemilikan aset dan omset dari usaha yang dijalankannya.

Selain masalah tinggi rendahnya biaya, maka ketersediaan dana segar untuk impelementasi konservasi energi menjadi kendala yang harus diatasi perusahaan agar penghematan energinya dapat dicapai.

masing-masing perusahaan dapat mencari cara untuk menyediakan dana implementasi konservasi energinya, baik dari hutang ataupun dengan dana sendiri yang tentunya dihitung kelayakannya dari berbagai aspek.

Dalam praktek konservasi energi, pola pembiayaan dengan memanfaatkan penghematan biaya dari penghematan energinya dapat digunakan suatu pola yang dinamakan pembiayan dengan pola ESCO.

Pembiayaan investasi menggunakan pola ESCO, artinya  perusahaan dapat mengatur dan memilih pola pembiayaan yang paling tepat bagi kegiatan konservasi energi. Dengan pembiayaan ESCO ini dilakukan kerjasama antara penyandang dana dan suplier barang agar pembiyaan baraaang dapat dibayarkan berdasarkan penghematan biaya yang didapat  dari penghematan energinya.

Berikut ini adalah gambaran konsep ESCO:

Diawalnya biaya energi tinggi digambarkan dengan balok berwarna biru disebelah kiri. kemudian dari potensi penghematan energinya jika diimplementasikan maka biaya turun menjadi warna biru kecil pada balok kedua dan ketiga. Pada balok kedua adalah kondisi . selama pembayaran dari pembiayaan alat kepada penyedia dana dibayarkan sejumlah dana dengan irisan warna hijau dan sedikit berwarna merah adalah dana sisa dari penghematan biaya yang diterima pemilik fasiltas. Terakhir  apabila pinjaman telah dilunasi maka pemilik fasilitas akan menikmati penghematan biayanya sendiri yang digambarkan dengan arsiran berwarna merah.
Bentuk kontrak pembiyaanPembiayaan dengan ESCO ini dinyatakan dengan ESPC (Energy Saving Performance Contract) dan memiliki dua pola utama, yaitu : 

A. Guranteed Saving; Pembiayaan dalam pola ini dilakukan oleh pemilik perusahaan, ESCO hanya menyediakan penjaminan teknis terjadinya penghematan biaya energi. Resiko kredit ditanggung oleh pemilik perusahaan jika sumber pembiayaannya menggunakan pihak ketiga. ESPC (Energy Saving Performance Contract) didasarkan pada baseline penggunaan energi antara sebelum dan sesudah implementasi konservasi energi. ESPC ini selanjutnya oleh pemilik perusahaan digunakan sebagai dasar dalam pembiayaan dari internal/kreditur.

B. Share Saving; Pembiayaan diperoleh dari pihak ESCO. Artinya, resiko kredit juga ditanggung oleh ESCO. Jika dalam proses pembiayaan investasi konservasi energi tersebut dilakukan pembagian resiko antara ESCO dengan kreditur atau antara ESCO dengan pemilik perusahaan, maka pembagian ini akan menjadi dasar dalam penentuan ”kepemilikan” atas arus kas baru (new cash stream) yang dihasilkan selama periode kontrak EPC.
Suatu hal yang penting bagi pemilik fasilitas untuk melaksanakan implemeentasi konservasi energi agar penghematan energinya nyata. Kondisi saat ini harga energi terus meningkat dan komponen biaya energi dalam biaya produksi pun terus menaik.  Jadi  skema ESCO bisa jadi pilihan yang menarik untuk impelementasi konservasi energi hasil dari audit energi 
Share: