Energi yang berkelanjutan (Sustainable energy ) adalah
penyediaan energi yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sementara itu Teknologi energi berkelanjutan berasal dari sumber energi terbarukan, seperti pembangkit
listrik tenaga air, energi surya, energi angin, tenaga ombak, energi panas
bumi, fotosintesis buatan, dan tenaga pasang surut, dan juga teknologi yang
dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi.
Dua pilar utama energi berkelanjutan adalah energi terbarukan dan konservasi energi.
Renewable energy
technology
Teknologi energi terbarukan merupakan hal penting untuk mendukung energi
berkelanjutan karena umumnya menjadi sumber untuk keamanan suplai energi, serta
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan
batubara.
menurut The International Energy Agency ada tiga generasi energi terbarukan dalam
kurun waktu 100 tahun terakhir yaitu :
Teknologi energi terbarukan generasi
pertama
Muncul dari timbulnya revolusi industri pada akhir abad ke-19.
Teknologi generasi pertama ini diantaranya tenaga air, pembakaran biomassa dan
tenaga panas bumi dan energi panas. Beberapa teknologi ini masih digunakan
secara luas saat ini.
PLTA POSO Sulsel
PLTP Kamojang
Biomass power plant dari sekam padi
Teknologi energi terbarukan generasi
kedua
Meliputi pemanasan dan pendinginan dengan surya,
tenaga angin, bioenergi modern, dan photovoltaics surya. Teknologi Ini sekarang sudah memasuki pasar sebagai hasil dari investasi
dalam bentuk penelitian dan pengembangan
(R & D) yang dilakukan sejak 1980-an. Investasi pada riset ini dipicu oleh
keprihatinan keamanan suplai energi terkait dengan krisis minyak (tahun 1973
dan 1979).
PLTS BALI
Biodiesel plant
Teknologi energi terbarukan generasi
ketiga
Saat ini masih dalam pengembangan
dan belum masuk sektor komersial. Termasuk teknologi energi terbarukan generasi
ketiga diantaranya : gasifikasi biomassa
canggih, teknologi biorefinery, tenaga panas surya terkonsentrasi, energi panas
dari batuan kering bumi, dan energi laut. Selain itu adanya penemuan dan
kemajuan dalam nanoteknologi juga mungkin memainkan peran utama dalam mendorong
perkembangan energi terbarukan generasi ketiga ini.
Energy gelombang laut
Gasifikasi biomas plant
Teknologi pertama dan generasi kedua telah memasuki pasar dan
dipergunakan secara luas, sementara teknologi generasi ketiga masih sangat
bergantung pada penelitian dan pengembangan serta komitmen jangka panjang semua
pihak terutama pemerintah untuk mendorong penggunaannya.
Untuk kasus indonesia energi
terbarukan merupakan sumber energi yang sangat melimpah baik keragamannya
maupuan ketersediaannya. Sesuangguhnya pad beberapa puluh tahun lalu
ketersedian energi fosil di indonesia sangat melimpah baik minyak bumi,
batubara dan gas. Saat ini ketersedian minyak bumi sudah sangat menipis dan
Indonesi sudah masuk ke dalam net oil import country karena konsumsi minyak
buminya sudah melebihi produksi nasionalnya. Sementara batubara yang melimpah
juga kurang tepat pengelolaannya sehingga kurang memberikan nilai tambah secara
nasional terutama dalam pemerataan kemamfaatan. Untuk Gas bumi yang sangat
melimpah sering terjadi bawhwa kebutuhan lokal defisit karena sebagian besar
energi gas dijual keluar negeri.
Sudah saatnya pemerintah Indonesia menerapkan manajemen energi yang benar
dalam pengelolaan dan pemenfaatan yang seimbang dari sumber energi terbarukan
dan tidak terbarukan seperti energi fosil. Jangan sampai energi fosil lebih
cepat habis sementara system energi terbarukan nasional masih morat-marit. Kita
tida boleh mengalami habisnya energi batubara dan gas secepat habisnya energi
minyak bumi. Karena itu pendayagunaan energi terbarukan secara nasional harus
lebih cepat.
Target energi mix sesuai perpres
no 5 tahun 2006 dimana komponen energi terbarukan hanya 17 persen dari
energi mix adalah terlalu rendah karena dengan skenario ini energi tak
terbarukan terlalu cepat habis hanya sekitar 147 thn utk batubara 61 tahun utk
gasn dan 18 tahun untuk minyak bumi.
Kita harus memeperlambat laju habisnya energi tak terbarukan dengan segera mengoptimalkan
teknologi –teknologi energi terbarukan diatas dan meningkatkan target bauran
energi terbarukan pad ketersedian energi nasional diatas 17 persen lebih.
sumber : kementrian energi dan sumberdaya mineral
Indonesia
Konservasi energi
Konservasi energi sendiri
mengandung arti sebagai suatu usaha untuk tetap menggunakan energi secara
rasional tapi tetap mempertahankan produktifitas dan terpenuhinya syarat-syarat
kelola perusahaan. Penggunaan energi
rasional diantaranya dengan penghematan dan efisiensi energi. Jadi harus dibedakan antara penghematan energi dengan
konservasi energi.
Penghematan energi bisa saja dilakukan dengan hanya mengurangi penggunaan
energinya tapi kenyamanan dan produktitas menjadi turun. Sementara konservasi
energi adalah penerapan kaidah-kaidah dalam pengelolaan energi tidak hanya
mengurangi pemakaian energinya tapi juga menerapkan pola operasi yang efisien,
pemasangan alat tambahan yang meningkatkan performa sistem sehingga pemakaian
energinya lebih rendah tapi tidak mengurangi kenyamanan dan produktifitas. Jadi
pada intinya konservasi energi merupakan panduan bagaimana menghemat energi
dengan benar dan berisi metode-metode dan alat alat yang bisa dipakai untuk
penghematan energi tanpa mengurangi produktifitas dan kenyamanan. Sementara efisiensi
energi artinya perbandingan antara penggunaan energi dengan hasil produksinya. Yang dimaksud
produksinya bisa kenyamanan, gerak dan lain-lain. Jadi efisiensi energi yang
tinggi berarti pemakaian energinya rendah tapi produksi tinggi. Dengan demikian konsep konservasi
energi lebih luas dibandingkan dengan efisiensi energi.
Disamping itu konservasi energi juga mengandung arti bagaimana ketersediaan energi tetap lestari (conservation)untuk mendukung kehidupan atau proses yang tetap kontinyu.
0 comments:
Posting Komentar